RASIO-RASIO
KEUANGAN PERBANKAN
A.
PENGENALAN RASIO KEUANGAN
1. Permodalan
Rasio-rasio
Perbankan untuk permodalan meliputi sebagai berikut :
a.
CAR
(Capital Adequacy Ratio)
b.
Aktiva
Tetap Terhadap Modal.
a.
CAR
(Capital Adequacy Ratio atau Modal Terhadap ATMR)
CAR adalah rasio yang
memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko
(kredit, pernyataan, surat berharga, dan tagihan pada bank lain) ikut dibayai
dari modal.
CAR = Modal Bank / ATMR
Catatan :
Semakin tinggi CAR maka
semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap
kredit/aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut
mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar
bagi probilitas.
Contoh :
Bila anda mendapatkan
Rp 1.000/bulan dari orang tua, anda dapat menentukan sendiri berapa yang harus
tetap menjadi uang setelah uang tersebut anda belanjakan (untuk ongkos, membeli
buku, pulsa dan rokok dll). Sisa uang yang tetap menjadi uang tersebut dapat
dianologikan sebagai CAR di perbankan tersebut, setelah semua uang yang masuk
dipotong untuk pemberian kredit, kpr dll.
CAR tersebut ditentukan
oleh BI, dan apabila suatu bank CAR nya 0% apalagi sudah minus, berarti bank
tersebut sudah tidak mempunyai modal/uang/capital lagi.
2. Aktiva Produktif
Rasio-rasio
Perbankan untuk Aktiva Produktif meliputi sebagai berikut :
a. Aktiva
Produktif bermasalah (Aktiva Produktif bermasalah terhadap total aktiva
produktif)
b. NPL
(Non Performing Loan atau Kredit bermasalah terhadap total Kredit)
c. PPAP
terhadap aktiva produktif (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap
total aktiva produktif).
d. Pemenuhan
PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang telah dibentuk terhadap
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang wajib dibentuk).
a. Aktiva Produktif bermasalah (Aktiva
Produktif bermasalah terhadap total aktiva produktif)
Aktiva
produktif bermasalah adalah aktiva produktif dengan kualitas kurang lancar,
diragukan dan macet.
Rumus
Aktiva Produktif bermasalah = Aktiva Produktif Bermasalah / Total Aktiva Produktif
3. NPL (Non Performing Loan)
NPL adalah kredit yang masuk kedalam kualitas kurang
lancar, diragukan dan macet.
Rumus NPL sbb
NPL = Kredit Bermasalah (Golongan 3 + 4 + 5)/Total Oustanding Kredit
Keterangan :
- Kredit merupakan kredit yang diberikan
kepada pihak ketiga (tidak termasuk kredit kepada bank lain.
- Kredit bermasalah adalah kredit dengan
kualitas kurang lancar, diragukan dan macet.
- Kredit bermasalah dihitung secara gross
(tidak dikurangi PPAP)
-
Angka dihitung per posisi (tidak
disetahunkan).
Catatan :
NPL
berpengaruh negatif terhadap kinerja perbankan. Semakin tinggi NPL maka semakin
menurun kinerja atau profitabilitas perbankan. Hal ini sejalan dengan dimana
adanya kredit bermasalah yang semakin besar dibandingkan aktiva produktifnya
dapat mengakibatkan kesempatan untuk memperoleh pendapatan (income) dari kredit
yang diberikan, sehingga mengurangi Laba dan berpengaruh buruk pada Retabiltas
(Profitabilitas) bank. Agar kinerja baik, maka setiap bank harus menjaga NPL
nya di bawah 5 %.
Beberapa hal yang mempengaruhi NPL suatu perbankan :
a.
Kemauan atau itikad baik debitur
Kemampuan
debitur dari sisi finacial untuk melunasi pokok dan bunga pinjaman tidak akan
ada artinya tanpa kemauan dan itikad baik dari debitur itu sendiri.
b.
Kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia
Kebijakan
pemerintah dapat mempengaruhi tinggi rendahnya NPL suatu perbankan. Misalnya
kebijakan pemerintah tentang kenaikan harga BBM akan menyebabkan perusahaan
yang banyak menggunakan BBM dalam kegiatan produksinya akan membutuhkan dana
tambahan yang diambil dari laba yang dianggarkan untuk pembayaran cicilan utang
untuk memenuhi biaya produksi yang tinggi, sehingga perusahaan tersebut akan
mengalami kesulitan dalam membayar utang-utangnya kepada bank.\
Kebijakaan
peraturan Bank Indonesia dapat mempengaruhi tinggi rendahnya NPL suatu
perbankan.
Misalnya
BI menaikan BI rate yang akan menyebabkan suku bunga kredit ikut naik, dengan
sendirinya kemampuan debitur dalam melunasi pokok dan bunga pinjaman akan
berkurang.
c.
Kondisi Perekonomian
Kondisi
perekonomian mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemampuan debitur dalam
melunasi utang-utangnya. Indikator-indikator ekonomi makro yang mempunyai
pengaruh terhadap NPL diantaranya sbb :
1. Inflasi
Inflasi adalah kenaikan harga secara
menyeluruh dan terus menerus. Inflasi yang tinggi dapat menyebabkan kemampuan
debitur untuk melunasi utang-utangnya berkurang.
2. Kurs
rupiah
Kurs Rupiah mempunyai pengaruh juga
terhadap NPL suatu bank karena aktivitas debitur perbankan tidak hanya bersifat
nasional tetapi juga Internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar